Selama setengah jam, para pemadam kebakaran telah berjuang melawan api yang membakar sebuah blok apartemen di Moskow. Untunglah, tak ada orang di dalamnya. Sebelum terbakar, bangunan bobrok itu sebetulnya sudah lama dikutuk supaya dihancurkan. Jadi, misi kali ini terbilang lebih santai daripada kebanyakan misi lainnya. Beberapa pemadam kebakaran bahkan tampak bersenda gurau sambil berbagi rokok (mungkin untuk “menyegarkan” paru-paru). Saat itulah seseorang memutuskan bahwa itu momen yang tepat untuk melatih seorang sukarelawan.
Bersama-sama, dua orang pria masuk ke dalam gedung yang terbakar. Hawa panas dan asap tebal betul-betul mengaburkan pandangan. Dengan meraba-raba, mereka berusaha menemukan jalan ke lantai atas. Begitu sampai di atas, mereka sangat terkejut karena menemukan sebuah keluarga imigran (seorang suami, istri, dan anak berusia satu tahun). Mereka masih sadar, tetapi tak akan bertahan lebih lama lagi.
Ini merupakan praktik yang lazim dilakukan perusahaan penyedia jasa perbaikan teknis perumahan. Mereka menentukan blok apartemen mana yang hendak dibongkar dan mengusir warganya. Namun, sampai bola penghancur mulai berayun, kamar-kamar blok apartemen itu masih disewakan kepada para imigran. Jika tiba-tiba terjadi kebakaran, seperti dalam kasus ini, tak ada yang tahu mereka ada di sana. Regu penyelamat menyeret mereka keluar melalui kepulan asap yang pekat, terhuyung menuruni anak tangga, dan hampir menjatuhkan sang anak. Syukurlah, mereka semua terselamatkan. Hasilnya, penghargaan negara diberikan sebagai bentuk apresiasi. Namun, bukan pada si penyelamat atau si sukarelawan, melainkan pada putra beberapa petugas dinas pemadam kebakaran yang justru tak berada di dekat api.
Delapan puluh persen panggilan berasal dari orang-orang yang secara tak sengaja mengunci dirinya atau anak-anak kecil. Sementara, 20 persen sisanya lebih serius.
Maxim Grigoryev/TASSAleksandr (29) berbicara tentang operasi penyelamatan keluarga imigran itu dengan senyum masam. Mereka tidak mendapatkan penghargaan, tetapi memang begitulah. Hidup tidak adil, dan sepertinya tak ada yang lebih memahami ini daripada regu penyelamat. Itu “seperti di film-film,” tambahnya.
Pada Agustus lalu, Aleksandr memutuskan bahwa dia ingin menceritakan sisi lain pekerjaannya yang tak banyak diketahui. “Saya tersiksa oleh bermacam-macam kenangan,” akunya. Sementara, kicauannya di Twitter yang membahas mengenai pekerjaan sebagai seorang anggota regu penyelamat di Moskow telah menuai ribuan simpati pengguna.
Aleksandr menekuni profesi ini berkat ayahnya, yang juga bekerja sebagai anggota regu penyelamat. “Pada '90-an, orang-orang sering melakukan pekerjaan ini sebagai alasan supaya bisa pergi ke sana ke mari. Anda hanya ‘bekerja’ beberapa hari, sementara sisa waktu dihabiskan untuk botol (minuman keras).” Saat itu, “profesi” ini dipenuhi oleh para pencandu alkohol amatiran, yang gemar berpesta pora sampai akhirnya Rusia dilanda gelombang serangan teror pada akhir '90-an.
“Kadang-kadang, ayah memanggil saya untuk meminta sebotol kopi sambil menunggu tim penjinak bom muncul di beberapa blok apartemen. Di pintu masuk mungkin terdapat sepuluh tumpuk kantong heksogen (bahan yang sangat mudah meledak),” kenang Aleksandr.
Pada 2002, teroris Chechen menyandera 916 orang selama pertunjukan musikal Nord-Ost di Moskow.
Alexander Polyakov/SputnikPada 2002, teroris Chechen menyandera 916 orang selama pertunjukan musikal Nord-Ost di Moskow. Beberapa orang berhasil bersembunyi di ruang belakang di Rumah Kebudayaan, tetapi jendela terhalang terali. “Ayah dan tiga orang lainnya menemukan jalan menuju halaman belakang melalui pipa dan memanjat keluar melalui lubang selokan. Saya tidak pernah tahu bagaimana mereka bisa lolos tak tertembak dari jendela. Mereka memotong batang besi pada terali dan mengeluarkan orang-orang.”
Sejak saat itu, muncul “kesepahaman” bahwa regu penyelamat harus berisi orang-orang yang memiliki keterampilan khusus dan sedikit pengetahuan medis. Akibatnya, para “pencandu alkohol” diganti oleh para pendaki gunung, speleologis (pakar gua), dan ahli-ahli lainnya.
Saat menginjak usia 14 tahun, Aleksandr menjadi anggota penyelamat sukarela. “Bagaimana rasanya menjadi anggota regu penyelamat di usia yang begitu muda? Ini semua tentang mengenakan jaket jelek dengan logo Kementerian Situasi Darurat Rusia di bagian belakang, baret berwarna wortel, dan baju pelindung, dan berpikir itu terlihat keren,” ujarnya sambil tertawa.
Menjadi bagian dari regu penyelamat secara harfiah berarti menjadi juru kunci. Misalnya, 80 persen panggilan berasal dari orang-orang yang secara tak sengaja mengunci dirinya atau anak-anak kecil. Sementara, 20 persen sisanya lebih serius, seperti bau mayat membusuk dari bawah pintu, kasus bunuh diri, gangguan mental, kebakaran, dan lain-lain. “Berbicara dengan orang yang hendak bunuh diri lebih sulit daripada berurusan dengan kebakaran sepanjang semalam,” kata Aleksandr. “Ketegangan dan kerja keras otak membuat Anda kehilangan berat badan.”
“Berbicara dengan orang yang hendak bunuh diri lebih sulit daripada berurusan dengan kebakaran sepanjang semalam.”
Cyril Kallinikov/SputnikUntuk membayangkan seperti apa rasanya menjadi pemadam kebakaran tanpa membakar jari-jari Anda, Aleksandr merekomendasikan (tetapi kami tidak melakukannya) untuk memakai mantel bulu ketika Anda sudah mengenakan berlapis-lapis baju, menyandang ransel berat dan peralatan snorkel, menggantung tas belanja di leher, sementara kedua tangan memegang kotak peralatan. Lakukanlah semua itu sambil mengendarai sepeda latihan di dalam sauna. Namun, apakah ini berarti regu penyelamat adalah para pria tangguh yang keras dan kasar? Tidak benar, kata Aleksandr. Banyak dari mereka yang justru memiliki kehidupan lain, seperti punk rocker, rapper, pemilik bar, atau bahkan DJ di festival-festival psikedelik.
“Kami pernah memiliki seorang rekan homoseksual, yang sangat santun, yang halaman Instagram-nya penuh dengan swafotonya yang mengenakan pakaian dalam yang menghadap cermin. Namun, dia juga orang gila yang pemberani, dan kami senang bekerja dengannya. Dia orang Rusia, tetapi pernah bekerja di sebuah pemadam kebakaran di Jerman, dan secara sukarela menawarkan diri bekerja bersama kami selama waktu liburnya,” kata Aleksandr.
Bekerja sebagai penyelamat di Rusia tak seperti di Eropa atau Amerika. Peralatan yang digunakan bisa jadi merupakan peralatan bekas, dibeli di eBay, sementara stasiun pemadam kebakaran mungkin terletak di lantai dua di atas “sauna” (rumah bordil). Namun, sisi “positifnya”, pengalaman sehari di Rusia sama dengan pengalaman seumur hidup di Jerman, kata Aleksandr. “Karena di sana (Jerman), semuanya sudah lebih dahulu diantisipasi, dan tidak ada yang meninggal,” katanya dengan serius.
“Saya tidak pernah tahu bagaimana mereka bisa lolos tak tertembak dari jendela.”
Yegor Aleev/TASSSelain itu, ada pula beberapa kejadian lucu. Suatu kali, sebagai respons atas panggilan mengenai “suami yang tak menyaut ketokan pintu dari luar,” dia turun ke balkon dengan tali. Seorang pria kekar mendekati jendela, menyalakan rokok, dan menatap bintang di kejauhan.
“Malam yang indah,” kata pria itu.
“Luar biasa,” jawab Aleksandr.
“Apakah istriku memanggilmu?”
“Ya.”
“Saya bersama kekasih saya, apa yang harus saya lakukan?”
Tim penyelamat kemudian menurunkan tali lain dan membawa perempuan itu ke lantai di bawah. Sang istri kemudian diberitahu bahwa suaminya tertidur setelah seharian bekerja.
“Anda mengembangkan suatu pandangan hidup yang sangat sederhana, semua pencarian status dan penghargaan menjadi konyol.”
Anton Butsenko/TASSSetelah bekerja selama sepuluh tahun, Aleksandr pindah ke Georgia dan bekerja di bidang pariwisata. Dia sadar bahwa momen-momen heroismenya tak ada apa-apanya dibandingkan dengan keburukan manusia. Seiring waktu, tumbuh kebencian dalam dirinya terhadap orang-orang tertentu dan sentimentalitas yang berlebihan pada orang lain.
“Anda mengembangkan suatu pandangan hidup yang sangat sederhana, semua pencarian status dan penghargaan menjadi konyol. Kematian juga menjadi rutinitas. Namun, tidak mungkin untuk terbiasa dengan (kematian) anak-anak.”
Ketika ditanya kemampuan manusia super apa yang paling dia inginkan, dia memilih neuralyzer (alat penghapus ingatan) dalam film Men in Black.
Anton Butsenko/SputnikSatu-satunya jalan keluar adalah pergi sekalipun itu menarik Anda kembali, seperti yang terus-menerus dilakukan Aleksandr. Ketika ditanya kemampuan manusia super apa yang paling dia inginkan, dia memilih neuralyzer (alat penghapus ingatan) dalam film Men in Black. Arahkan dan klik. Muncul sebuah kilatan cahaya. Ingatan orang itu dibersihkan, seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Ada ratusan ribu kasus orang hilang di Rusia. Namun, pihak penegak hukum kerap lambat dalam bertindak. Lalu, apa yang orang-orang lakukan demi menemukan mereka yang hilang?
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda