Renda khas Vologda buatan tangan yang dibuat dengan menggunakan bobbin dari kayu.
Anna SorokinaPara perancang busana Rusia baru-baru ini juga telah mencoba mengangkat kembali akar budaya seni ini. Anastasiya Romantsova, Vyacheslav Zaytsev dan Ulyana Sergeyenko menciptakan mode kelas tinggi ala Rusia menggunakan desain ornamen tradisional yang merupakan renda buatan tangan dengan siluet khas rakyat dalam konteks modern.
Sejak Beyoncé muncul dalam video "Jealous" sambil mengenakan pakaian renda buatan Sergeyenko, dunia mode pun langsung mulai memperhatikan tenun renda khas Vologda.
Kerajinan tangan kuno ini tak hanya kembali ke populer di mode pakaian para fashionista di dunia, tapi juga bahkan telah kembali populer di tanah airnya, yakni di wilayah Vologda, yang terletak sekitar 480 km di utara Moskow.
Kata "kruzhevo" atau "renda" dalam bahasa Rusia memiliki makna "mengelilingi" (dari kata okruzhat'), dalam artian untuk hiasan tepi gaun atau barang lainnya. Tenun renda khas Rusia ini telah dipraktikkan selama lebih dari 300 tahun di berbagai wilayah, seperti di Kostroma, Nizhniy Novgorod, dan Yelets. Namun di antara banyaknya tenunan, tenun renda khas Vologda-lah yang menjadi yang paling terkenal, bahkan telah menjadi salah satu benda yang khas dalam melambangkan Rusia.
Selendang berenda. Museum Renda.
Anna SorokinaPertama, lihatlah pola berikut ini: lebarnya harus dibuat sama, biasanya dihiasi dengan pola bunga dan elemen bertekstur yang dihubungkan oleh kisi-kisi halus. Garis yang terus-menerus membentang melalui pola ini disebut vilushechka dan untuk membuatnya benar-benar sulit. Ada empat unsur yang terdapat pada renda, yakni polotnyanka (kanvas), pleteshok (tenunan), nasnovka (figur) dan jaring. Dan unsur ini masih belum termasuk fantasi sang pengrajin!
Renda khas Vologda bisa dibuat dengan warna yang beragam.
Anna SorokinaUntuk merancang pola renda, sang pengrajin tak hanya membutuhkan pengetahuan seni, tapi juga harus paham teknologi tenun. Warna yang umum digunakan adalah krem dan putih, tapi terkadang juga warna hitam. Jika kainnya besar, maka pola bisa dipisahkan untuk kemudian dikerjakan oleh beberapa pengrajin.
Kedua, tenun renda khas Vologda ini seluruhnya merupakan buatan tangan dengan kumparan kayu dari linen khusus atau benang kapas. Jika renda akan digunakan untuk menghias linen atau kain kasar lainnya, maka polanya juga harus memiliki bentuk yang besar. Para pengrajin mulai menenun ornamen mulai dari benang tipis hingga mendekorasinya dengan kain sutra.
Renda ini bisa dibuat untuk bahan pakaian pesta, bisa pula untuk benda yang digunakan sehari-hari, seperti taplak meja, serbet, jubah dan pernak-pernik pernikahan. Umumnya gadis muda mengenakan renda pada syal yang digunakannya.
Gaun model lama dengan selendang berenda, Museum Renda.
Anna SorokinaSejak tahun 1930-an tenun renda bertemakan Soviet mulai muncul sebagai kerajinan tradisional. Para pengrajin wanita membuat pola parasut, bintang Kremlin, Mausoleum Lenin, hingga prestasi yang dicapai oleh agroindustri Soviet. Tentu saja, jenis kerajinan tradisional ini mendapat banyak keuntungan.
Renda bermotif Soviet. Museum Renda.
Anna SorokinaAda sebuah fakta menarik bahwa setelah Perang Dunia II Uni Soviet melunasi utang terhadap A.S. dengan barang-barang dari renda untuk persediaan militer yang diterima melalui program Lend-Lease. Harga untuk setiap renda ini tentu saja tinggi, karena jubah atau selendang berenda dianggap sebagai hadiah yang istimewa.
Renda bermotif Mausoleum Lenin. Museum Renda.
Anna SorokinaPada tahun 1930-an ada ribuan pengrajin yang menenun renda di pabrik renda Snezhinka. Hari ini, pekerja di pabrik itu hanya tinggal sekitar 20-an orang saja.
"Setelah menyelesaikan studi di tahun 1965, saya mengabdikan seluruh hidup saya untuk bekerja di pabrik Snezhinka sebagai seorang pengrajin dan ahli teknik," kata Ilia Vereshchagina, seorang ahli kerajinan tangan rakyat dan seorang guru di studio belajar Museum Renda. "Di masa Soviet, tidak pernah ada masalah dengan bahan-bahan renda karena semua yang kami butuhkan sudah diproduksi di Kostroma."
Serbet rendaA Soviet, Museum Renda.
Anna SorokinaTenun renda hasil karya para pengrajin wanita di pabrik Snezhinka tak hanya dijual untuk umum, tapi juga untuk dijadikan koleksi museum, bahkan untuk pesanan pribadi lainnya. "Dulu ada banyak wisatawan asing", kata Vereshchagina. " Pernah ada yang memesan kain renda untuk jendela. Pernah juga ada orang Jepang yang memesan kain renda untuk penutup sofa. Di masa Soviet, pernah ada pertemuan (antara pengrajin kami) dengan para pengrajin wanita lainnya dari Finlandia dan Jerman."
Sejak Uni Soviet runtuh, seperti juga barang industri lainnya, produksi tenun renda khas Vologda ini juga sempat mengalami penurunan. Baru pada tahun 2000-an, orang mulai tertarik kembali dengan hasil kerajinan tradisional ini sejak dibukanya Museum Renda di Vologda yang menyelenggarakan pelatihan pembuatan renda.
"Nenek saya juga mempraktikkan kerajinan ini," kata seorang penata rambut Natalya Vinogradova. "Saya juga suka melakukan kerajinan tangan, seperti menjahit, menyulam, membuat mainan, dan jika mengingat tentang nenek saya, saya jadi teringat tentang pelajaran merenda. Sejak Februari hingga April saya sudah berhasil membuat beberapa potong renda."
Nataliya sedang mengerjakan hiasan leher menggunakan warna putih dan biru.
Anna SorokinaNatalya mengatakan bahwa ia bisa menemukan kesenangan tersendiri. "Saya merenda dan memberikan karyanya pada ibu saya, dan kini saya sedang mengerjakan renda untuk hiasan leher untuk ibu mertua saya."
Seorang wanita yang ingin merenda harus memiliki kesabaran dan ketekunan, kata Vereshchagina. "Seorang wanita mendatangi saya dan kami mulai melakukannya bersama untuk mengetahui, apakah pekerjaan semacam ini cocok baginya atau tidak. Ia pun duduk di sini selama dua jam dan harus melakukan beberapa PR juga. Beberapa orang yang sudah mencobanya bahkan merasa bahwa saat ini mereka tak bisa hidup tanpa merenda."
Para pengrajin bisa memilih bobbin (gulungan benang kecil) sendiri. Baik bobin modern ataupun yang gaya lama, kebanyakan dibuat di wilayah Vologda dengan warna beragam. Bukan hanya karena ketebalan dan bentuknya saja yang membuatnya berbeda, tapi juga karena memang terbuat dari pohon yang berbeda. Yang menarik adalah, setiap pasang bobbin menghasilkan masing-masing bunyi tersendiri. Bobin yang terbuat dari pohon berk akan menghasilkan bunyi tertentu, sedangkan dari pohon ash akan juga akan memiliki bunyi yang berbeda.
Bobbin zaman dahulu. Museum Renda.
Anna SorokinaMengapa bunyi yang dihasilkan dianggap penting? Para pemula akan merenda dengan gerakan perlahan. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki, maka gerakan mereka akan semakin cepat dan cincin bobbinnya akan menghasilkan bunyi yang lebih keras. Banyak orang mengatakan bahwa suara yang dihasilkan bobbin bisa menenangkan batin.
Seorang seniman kerajinan rakyat Rusia Marina Kolosova juga mengakui bahwa ia baru mempelajari tenun renda khas Vologda ini setelah ia melihatnya pertama kali di sebuah Taman Kanak-Kanak. "Hal yang paling sulit bukan saat merendanya, tapi juga saat harus menciptakan pola," kata Marina. "Saya pun semakin memperdalamnya dan hingga kini saya masih mencoba mengembangkan keahlian saya."
Marina sedang memembuat pola renda yang dihias dengan manik-manik.
Anna Sorokina"Anda bisa merenda seumur hidup," ujar Vereshchagina. "Untuk awal, Anda bisa belajar membuat pola sederhana dan membuat suvenir kecil-kecilan. Selanjutnya Anda bisa mempelajari keahlian merenda lainnya yang lebih sulit."
Setiap tiga tahun di Vologda diadakan Festival VitaLace yang mendatangkan ratusan pengrajin tenun renda dari seluruh dunia untuk merenda bersama di alun-alun utama. Tahun 2011 menjadi rekor terbaru di Rusia setelah para pengrajin menciptakan kreasi terbesar renda yang pernah ada. Saat itu sebanyak 570 ahli berkarya pada waktu bersamaan di Lapangan Kremlin kota tersebut. Acara ini juga tercatat dalam Buku Rekor Rusia.
Kain tenun renda khas Vologda sangat baik untuk digunakan, terutama pada malam-malam musim dingin, kata Natalya. "Ketika saya mulai merenda, anak perempuan saya juga ingin mempelajarinya. Maka saya pun mengirimnya ke studio renda untuk anak-anak. Sebelumnya saya tidak begitu tertarik untuk memperdalam mempelajarinya, tapi ketika saya mempublikasikan foto hasil karya saya di jejaring sosial, orang-orang mulai berkomentar bahwa renda buatan saya begitu indah, sehingga membuat mereka juga menginginkannya"
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda