Guru kami sedang bermain gamelan. Foto: penulis
Setiap pagi, ketika saya pergi ke pasar di desa kami untuk membeli buah-buahan, saya selalu melihat ada lubang yang sangat besar dan diisi dengan air di jalanan. Lubang itu tidak terhalang dan, menurut saya, sangat berbahaya, terutama pada malam hari, ketika tidak bisa melihat apa-apa karena gelap. Tapi, tampaknya orang Indonesia tidak takut lubang itu. Mungkin, mereka sudah tahu hal itu dan itu biasa bagi mereka. Saya pikir perlu beberapa waktu untuk membiasakan diri dengan lingkungan baru, tapi itu masih sangat menarik bagi saya: mengapa lubang tersebut tidak ditutup?
Kemudian, hal yang menyenangkan bagi saya di Bali dan di seluruh Indonesia adalah makanan. Untuk makan siang dan makan malam kami selalu makan daging: biasanya ayam atau sate. Tapi bukan ikan! Mungkin saya pernah makan ikan hanya satu kali seminggu! Hal ini sangat menarik, karena sebelumnya, ketika saya membayangkan Bali, saya berpikir bahwa orang-orang di sini hanya makan ikan. Karena Bali, dan memang seluruh Indonesia, itu hanya pulau-pulau! Mengapa begitu sedikit orang Indonesia makan ikan? Atau sebenarnya makan ikan, tapi di kota-kota yang tertentu?
Saya dan peserta dari Fiji, Yunani dan Korea Selatan. Foto: peserta
Fakta lain yang menakjubkan yang saya sebelumnya tidak bisa berpikir adalah bahwa dalam banyak keluarga di Bali ada kebiasaan berikut: kalau ada beberapa anak-anak di keluarga dan kalau mereka sudah dewasa, salah satu dari mereka memiliki anak-anak di keluarganya, dan lainnya tidak bisa sama sekali, mereka dapat mengambil seorang anak dari keluarga saudaranya sendiri. Itulah sebabnya banyak anak di sini dibesarkan oleh orang lain, tetapi, di sisi lain, itu orang dari satu keluarga...
Panti asuhan dan rumah kanak-kanak di mana anak-anak yatim-piatu biasanya hidup di Rusia (ada banyak anak seperti itu) tidak ada di sini sama sekali. Itu bagi saya terbuka nyata! Ketika saya mengatakan hal ini ke teman orang Indonesia, dia sangat terkejut dan bertanya: " Bagaimana bisa begitu: anak-anak sendiri dan tidak ada keluarga sama sekali? Memangnya ada saudara, nenek , kakek..." Tetapi tentu saja di Rusia ada banyak anak yang tidak punya keluarga. Ketika anak dilahirkan dan ibu atau bapak anaknya tidak mau anak itu, anaknya diambil ke panti asuhan atau yayasan. Itu masalah yang besar di Rusia, karena semua anak-anak tentu saja perlu orangtua.
Hadiah bagi para dewa di Bali yang bisa dimakan setelah upacara. Foto: penulis
Demikian, Indonesia telah menjadi bagi saya kenyataan yang berbeda sama sekali dengan kenyataan di Rusia. Waktu saya tiggal di Rusia, saya bahkan tidak bisa membayangkan bahwa di dunia ada orang dengan persepsi hidup yang sangat berbeda dan dengan mentalitas yang berbeda sama sekali dari mentalitas orang Rusia! Dan oleh karena itu saya sangat senang karena saya punya kesempatang yang emas untuk mengetahui realitas yang berbeda, untuk belajar menggunakan pengetahuan yang baru ini di masa depan... Mungkin ini sesuatu yang terbaik dari apa yang bisa terjadi pada seseorang.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda