Bali, Bali, Bali...

Kami di Bali sedang belajar di sanggar. Foto: penulis

Kami di Bali sedang belajar di sanggar. Foto: penulis

Keesokan paginya, kami semua berkumpul untuk sarapan. Ada seorang wanita, namanya Dewi, yang masak untuk kami. Ibu Dewi tinggal di rumah yang dekat bersama keluarganya.

Di sini, di Bali, kami, anehnya, biasanya sarapan ala Eropa: roti putih panggang dengan mentega atau selai, telur dan kopi dengan susu. Di Bali, itu pertama kali saya mencoba susu selama di Indonesia. Saya diberitahu orang Indonesia minum susu sangat-sangat jarang.

Saya terkejut dengan sarapan Eropa itu karena di Jakarta kami terutama makan nasi, pasta, dan bahkan daging! Itu pada awalnya sangat mengejutkan bagi saya, karena di Rusia kami tidak pernah makan daging atau pasta untuk sarapan. Tapi susu, yang cukup sulit untuk ditemukan di sini, sangat banyak! Di Rusia, untuk sarapan saya biasanya makan keju cottag, buah-buahan, dan minum susu, tapi di sini sangat berbeda...

Waktu makan pagi kami diberitahu bahwa tiga hari ke depan kami bebas dan tidak ada kelas sama sekali, dan kami boleh bersantai setelah seminggu sibuk di Jakarta. Pada hari pertama kami memutuskan berjalan-jalan dan melihat-lihat desa kami, Munggu. Hampir di setiap toko bisa dibeli hadiah khusus untuk upacara Hindu. Prasasti yang ada di beberapa toko dan rumah tidak hanya dalam bahasa Indonesia, tetapi juga dalam bahasa Bali.

Grup Bali. Foto: penulis

Selanjutnya, orang di sini biasanya tidak berbicara dalam bahasa Indonesia, mereka menggunakan bahasa Bali, sehingga saya dan bahkan orang Indonesia dari pulau-pulau lain tidak bisa memahaminya. Saya diberitahu bahwa hal ini terjadi tidak hanya di sini. Sebagai contoh, di Jawa banyak orang pakai Jawa, dan orang yang berasal dari pulau-pulau lain juga berbicara pakai bahasa lokal.

Gamelan. Foto: penulis

Beberapa hari kemudian, kelas kami dimulai. Kami belajar di Sanggar Semarandana, naik sepeda ke sanggar itu bisa dicapai dalam lima menit. Saya ingat bahwa pada hari yang pertama di Bali kami pergi membeli sarung, karena sarung itu perlu dipakai setiap hari untuk masuk kelas.

Setiap hari pelajaran dimulai pukul 10:00 dan selesai jam 15:00. Pukul 12:00 kami biasanya istirahat dan makan siang. Untuk Rusia waktunya sangat aneh, karena biasanya di Rusia kami makan siang jam 2. Kelasnya berbeda-beda: Senin dan Selasa kami belajar caranya bermain gamelan, hari-hari lain, tarian Bali dan bahasa Indonesia.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki