Mengunjungi Obyek Wisata di Jakarta

Saya dan teman-teman BSBI ketika membuat batik. Foto: penulis

Saya dan teman-teman BSBI ketika membuat batik. Foto: penulis

Pada tiga hari terakhir di Jakarta kami mengunjungi obyek-obyek wisata di Jakarta.

Pada hari pertama kami pergi ke Museum Batik, di mana ditunjukkan cara yang berbeda-beda untuk membuat pakaian dengan menggunakan teknik batik. Saya pernah membaca bahwa penggunaan batik di Indonesia dimulai pada abad ke-7. Terlepas dari kenyataan bahwa batik sudah ada di negara-negara lain, Indonesia telah menjadi sangat terkenal sebagai negara batik.

Saya sedang membuat kain. Foto: penulis

Saya terkesan dengan berbagai gaya batik. Saya belajar bahwa di kota yang berbeda penya desain, pola, dan warna batik yang berbeda-beda! Selain itu, kami diberitahu bahwa batik banyak digunakan hanya di Jawa, sedangkan di  Sulawesi, misalnya, di beberapa tempat orang menggunakan kulit pohon untuk membuat pakaian! Saya membeli syal sutra batik yang sangat indah! Tentu saja saya harus tawar-menawar, karena pada awalnya harganya cukup mahal. Sebelum berangkat ke Indonesia, guru saya di universitas mengatakan kepada saya bahwa di Indonesia harus tawar-menawar! Di Rusia itu sangat jarang, bahkan di pasar orang biasanya tidak pernah tawar-menawar. Di Indonesia, sebaliknya, harga pertama sangat mahal, terutama di tempat-tempat wisata.

Tapi yang paling menarik terjadi kemudian, ketika kami ikut kelas batik, di sana kami merasa seperti seniman: kami bisa membuat pakaian batik sendiri.

Semua peserta BSBI dengan batik buatan sendiri. Foto: penulis

Kami juga kunjungi Monas, obyek wisata yang paling terkenal di Jakarta. Saya begitu terkejut bahwa begitu banyak orang Indonesia ingin mengambil foto-foto dengan kami, yaitu orang-orang berkulit putih! Hampir setiap lima menit kami difoto dengan remaja, bahkan dengan seluruh keluarga mereka. Orang Indonesia bersalaman dengan kami, tanya apa kabar dan sebagainya... Keterbukaan itu juga sangat mengejutkan.

Di Rusia, menurut saya, orang selalu berburu-buru, terutama di kota-kota besar . Untuk berkenalan dengan siapa saja selalu perlu adanya alasan. Dan di sini, di Indonesia, di Jakarta , hidup orang perlahan-lahan dan saya benar-benar suka cara hidupnya di sini.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki