Mobil buatan Uni Soviet GAZ-69. Foto: Mikhail Tsyganov
Saat berkutat dengan kertas-kertas peninggalan ayah saya—yang merupakan salah satu ahli sejarah modern Indonesia dari Rusia dan telah bekerja di Indonesia selama lebih dari sepuluh tahun—saya menemukan tumpukan foto pudar yang telah berumur lebih dari setengah abad. Walau tidak bisa bertanya lebih detail mengenai foto itu kepada siapa pun, saya masih ingat cerita-cerita beliau dan tulisan yang tertera di balik foto-foto itu, yang akan saya tulis dengan cetak tebal.
Dalam foto-foto tersebut, ada mobil penjelajah (off-road) hasil modifikasi keluaran Gorkovsky Avtomobilnyi Zavod (pabrik mobil di kota Gorky) buatan tahun 1953 sampai 1955 yang bernama GAZ-69. Walau yang beredar di Indonesia itu mobil sama, tetapi diproduksi pada tahun 1954-1972 oleh pabrik mobil Ulyanovsk dengan nama UAZ-69, mobil tersebut juga biasanya dikenal di Indonesia sebagai GAZ-69.
Bagaimana mobil ini dapat hadir di belahan bumi yang sangat jauh dari negara asalnya pada lebih dari setengah abad yang lalu? Awalnya, mobil ini hadir di Indonesia saat Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) baru saja dibentuk. ABRI membutuhkan kendaraan yang bersahaja dan tidak mencolok yang mampu melewati segala medan. ABRI mengadakan uji coba beberapa kendaraan, antara lain GAZ-69, kendaraan buatan dua perusahaan Inggris yakni Austin Gipsy dan Land Rover, dan dua perusahaan Jerman yakni DKW dan Steyr Daimler Puch.
Mobil-mobil tersebut diminta mengelilingi Jawa sebanyak dua kali dalam perlombaan selama 50 hari dengan jarak 4.000 kilometer. Perlombaan itu disebut sebagai ‘uji coba terbesar dan terberat untuk mobil-mobil Eropa yang pernah ada di Indonesia’ oleh salah satu koran Indonesia. Medan yang dilalui sangatlah sulit. Mobil-mobil itu berkeliling di tengah pasir vulkanik hitam pesisir Jawa, memanjat hutan di sekeliling gunung berapi dan cukup sering tidak diizinkan berhenti selain mengisi bahan bakar, memberi pelumas dan pergantian pengemudi. Selain itu, kondisi pada waktu itu sangat berbahaya karena sepertiga Jawa Barat dikuasai oleh kelompok Darul Islam yang setahun sebelumnya mencoba membunuh Bung Karno, namun gagal.
Perhatikan gambar senapan mesin di bawah ini:
Kami mulai perjalanan dari kota Bandung, yang waktu itu terlihat seperti ini:
Ayah saya, Vladilen Tsyganov, waktu itu menjadi penerjemah untuk perwakilan perdagangan Uni Soviet di Indonesia:
Pengemudi berpengalaman, Insinyur UAZ Pyotr Ivanovich Zhukov (kanan), kemudian bercerita kepada koran Literaturnaya Gazeta mengenai kompetisi tersebut. “Kami memproduksi ATV, kendaraan segala medan, untuk jalan-jalan sulit. Kami menjual kendaraan ini bukan untuk piknik ataupun parade,” kata Zhukov.
Bandung: Uji coba GAZ mendaki gunung dengan simulasi membawa meriam (diganti dengan batu pemberat).
Mendaki gunung dengan beban, salah satu dari jenis uji coba.
DKW dan Austin meninggalkan perlombaan dengan cepat.
Rusak, itulah yang terjadi saat menaiki bukit dengan DKW milik Jerman Barat. Zhukov mengantar prajurit ke rumah sakit dengan GAZ.
Tidak terlalu cantik, tetapi handal. Ui sedang bekerja:
Latuni, teman baik saya, sersan satu Angkatan Udara Indonesia sedang berkutat dengan mesin mogok.
Komando GAZ-69 di Kawah Ratu, Gunung Berapi Tangkuban Perahu, Jawa Barat.
Di Candi Borobudur yang kuno. Lintas uji ketahanan, perjalanan jeep selama tiga hari tanpa henti.
Hotel Lawu, Gunung Lawu, Jawa Timur.
Sekitar tujuh tahun yang lalu, saya sempat menginap kembali di hotel yang sama, Hotel Lawu. Tentu saja semua sudah lupa mengenai perlombaan setengah abad lalu. Namun ,saya diceritakan bahwa tidak lama setelah itu para pilot Soviet yang tinggal di sana mengajarkan teknik menerbangkan pesawat tempur MiG-21 Uni Soviet kepada rekan-rekan Indonesia.
Salah satu pesawat tempur tersebut masih ada di dekat Hotel itu di tepi Danau Sarangan.
Cerita mengenai pesawat tempur ini akan saya sampaikan pada tulisan lain. Kembali ke perlombaan, nasib akhir perlombaan tersebut ditentukan pada hari terakhir uji coba. Saat menggunakan mobil menyeberangi sungai di pinggiran kota Bandung, saingan terakhir GAZ-69, Land Rover buatan Inggris mogok di tengah-tengah sungai.
Land Rover terjebak di sungai.
Hore! GAZ-69 berhasil menyeberangi sungai dua kali. Tidak ada satu pun mobil saingan yang berhasil melakukannya. GAZ bahkan menyeret keluar mobil saingannya yang mogok di tengah sungai.
Hal tersebut membuat GAZ-69 memenangkan kompetisi. GAZ-69 juga memiliki daya angkut yang melebihi mobil lain, yakni bisa menampung hampir 10 orang. Mobil ini juga memberi penawaran harga yang paling rendah, yaitu 1.800 dolar AS. Awalnya pemerintah Indonesia membeli 4.000 mobil Soviet, selanjutnya Angkatan Udara Indonesia membeli lagi 400 unit.
Sebelum menempuh perjalanan di atas pasir, Jawa Tengah.
Sebenarnya, tidak sedikit GAZ-69 yang masih bisa ditemukan di jalanan Indonesia hingga saat ini. Namun, saya akan membahas itu di lain waktu. Sekarang…
... di daerah dekat Jakarta, sampai sekarang pasir dari sungai masih diangkut dengan truk ZIL yang dikirim oleh Uni Soviet ke Indonesia setelah GAZ-69.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda