Jiu-Jitsu Brasil di Jakarta: Guru Indonesia, Murid Rusia

Deddy Wigraha
Dua tim terkenal di bidang jiu-jitsu Brasil di Jakarta, Arena MMA Indonesia dan Alliance Indonesia, ikut serta dalam musim kompetisi seni bela diri yang usai pada November lalu. Selain atlet Indonesia, di kedua tim yang terkenal di bidang jiu-jitsu Brasil tersebut ada pula beberapa atlet dari Rusia. Bagaimana atlet-atlet ini bisa sampai di Indonesia, dan apa yang membuat mereka tertarik menggeluti seni bela diri jiu-jitsu Brasil?

Pegulat Rusia di Indonesia

Jiu-jitsu Brasil (Brazilian Jiu-jitsu/BJJ) adalah seni bela diri dan olahraga internasional yang yang pertama kali dipopulerkan di Brasil. Teknik yang dipelajari dalam BJJ lebih terfokus pada pertarungan lantai, bantingan, kuncian, dan cekikan

Di aula Arena MMA Indonesia (Jalan Bumi No. 18) di Jakarta, para atlet harus melalui pelatihan yang komprehensif agar dapat bepartisipasi dalam seni bela diri campuran (Mixed Martial Art/MMA) dengan BJJ sebagai jenis bela diri utama. Di sisi lain, klub Alliance Indonesia (Elite Club Epicentrum, H.R. Rasuna Said) berfokus hanya pada BJJ dan grappling. Sering kali, sejumlah atlet berlatih di kedua klub di saat yang bersamaan.

Pelatih BJJ Deddy Wigraha mengutarakan kepada RBTH, bahwa selain warga Indonesia, ada pula sejumlah besar warga asing dari berbagai negara dan benua, seperti Rusia, Prancis, Brasil, Amerika Serikat, dan Chili yang turut berlatih. Tak hanya itu, duta besar Norwegia bahkan berlatih BJJ di Alliance Indonesia.

Latihan di Alliance Indonesia. Sumber: Alliance Jiu-Jitsu Indonesia

Sebagian besar latar belakang atlet-atlet Rusia yang berlatih BJJ sangatlah mirip. Mereka semua datang ke Indonesia sebagai karyawan perusahaan Rusia dalam kontrak jangka panjang, dan tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki keterkaitan dengan olahraga profesional.

Koryun Toros, seorang warga Rusia, bercerita kepada RBTH, “Latar belakang pendidikan saya adalah ahli studi ketimuran dengan pengkhususan ekonomi dan ilmu politik Indonesia. Saya sendiri bekerja di bidang industri pertambangan, dan saya datang ke Indonesia untuk bekerja,” katanya. “Biasanya, pada malam hari saya sering pergi ke gym, dan suatu hari saya melihat orang-orang yang mengenakan kimono, kemudian saya ingin ikut mencoba karena sudah lama saya tertarik dengan jenis olahraga bela diri. Begitulah awalnya saya berkenalan dengan dunia BJJ. Meskipun saya tidak punya pengalaman bela diri, bagi saya BJJ cukup mudah.” Setelah tiga tahun berlatih, Koryun berhasil menjadi juara di Open Jiu-Jitsu Championship Jakarta dan Southeast Asia Games untuk jenis bela diri jiu-jitsu Brasil.

Salah satu lemparan yang dipelajari oleh pegulat jiu-jitsu Brazil. Sumber: Alliance Jiu-Jitsu Indonesia

Menurut Deddy, atlet Rusia memiliki perbedaan dalam kekuatan fisik dibandingkan dengan atlet lainnya. Ia mengatakan, seringkali mereka sudah memiliki pengalaman dalam olahraga lainnya sehingga membantu mereka dalam proses latihan. Seiring waktu, kemampuan mereka semakin meningkat dengan dipelajarinya berbagai teknik, yang sering kali tidak ditemukan dalam jenis olahraga bela diri lainnya.

“Namun demikian, proses pembelajaran jiu-jitsu Brasil tidak sesederhana itu. Butuh waktu untuk mempelajari bagaimana menggunakan berbagai teknik,” kata sang pelatih.

Koryun Toros menerima sabuk ungu (purple belt) dari pelatihnya Deddy Wigraha (kanan) dan Trenton Cooke (kiri).Sumber: Alliance Jiu-Jitsu Indonesia

Kepada RBTH, Koryun bercerita bahwa ia juga menawarkan istrinya untuk mencoba olahraga ini. “Setelah selesai sesi latihan pertama, ia menyukainya dan hingga saat ini kami berlatih bersama. Ia juga ikut pertandingan dan berhasil meraih medali perunggu di salah satu kompetisi,” katanya.

Berkat Koryun, banyak temannya yang berkenalan dengan seni bela diri ini dan akhirnya bergabung dalam tim klub tersebut. Bersama-sama, mereka mencoba untuk meyeimbangkan antara rutinitas pekerjaan mereka dengan proses latihan serta aktif dalam mengikuti berbagai kompetisi.

BJJ Sebagai Gaya Hidup

Dalam wawancaranya dengan RBTH, Deddy mengatakan bahwa BJJ bukan sekadar olahraga, melainkan juga gaya hidup. “Saya merasa bahwa kini kami telah menjadi satu keluarga. Biasanya, seusai latihan kami pergi bersantai bersama, pergi ke bar, makan malam, menonton film di bioskop dan memanggang barbekyu. Sama sekali tidak ada perbedaan di antara kami, apakah Anda warga pribumi atau orang asing, kami adalah satu keluarga,” katanya menekankan. “Adapun warga Rusia, mereka adalah orang-orang yang terbuka, tidak ada masalah dalam berkomunikasi.”

Tim Alliance Indonesia berhasil meraih banyak medali di Southeast Asia Games untuk jenis bela diri jiu-jitsu Brasil.Sumber: Alliance Jiu-Jitsu Indonesia

Atlet-atlet Rusia mengakui bahwa orang Indonesia adalah orang-orang yang sangat ramah, dan tim Arena MMA Indonesia dan Alliance Indonesia menerima mereka dengan sangat hangat. “Rekan-rekan kami selalu siap untuk membantu dan mendukung kami. Sebagai orang asing, sering kali kami dihadapkan dengan berbagai masalah sehari-hari yang sangat sulit diatasi tanpa bantuan mereka,” kata salah satu pegulat Rusia di Indonesia yang tak ingin disebutkan namanya.

Seusai latihan, para atlet sering berkumpul bersama dan makan di kafe yang berada tak jauh dari tempat mereka berlatih. Mereka juga mengatakan bahwa di antara atlet Indonesia, terdapat sejumlah pengusaha dan sering kali percakapan mereka berlanjut menjadi diskusi bisnis dan bahkan kerja sama bisnis.

“Dalam olahraga ini tidak ada batasan kewarganegaraan ataupun agama. Di sini, semua sama. BJJ mendekatkan kami semua, dan membuat kami lebih baik. Saya menyarankan olahraga ini untuk semua orang!” kata Koryun menyimpulkan.

 
 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki