Sharapova Menangkan Turnamen di Roma, Apakah Paris Selanjutnya?

Petenis Rusia Maria Sharapova merayakan kemenangan atas petenis asal Spanyol Carla Suarez Navarro setelah pertandingan final di turnamen tenis Roma Terbuka di Roma, Italia, 17 Mei 2015. Foto: Reuters

Petenis Rusia Maria Sharapova merayakan kemenangan atas petenis asal Spanyol Carla Suarez Navarro setelah pertandingan final di turnamen tenis Roma Terbuka di Roma, Italia, 17 Mei 2015. Foto: Reuters

Kemenangan Maria Sharapova (28) di Italian Open untuk ketiga kalinya merupakan rekor baru dalam karir Sharapova. Hingga saat ini, ia baru berhasil meraih prestasi serupa (tiga kali menjuarai sebuah turnamen) di Stuttgart (WTA). Gelar ini merupakan gelar ke-35 Sharapova. Ia menempati posisi ketiga di dunia dalam peraihan gelar, tertinggal oleh Williams bersaudara (Serena menyandang 66 gelar dan Venus 46 gelar).

Bertemu Serena di Final

Berkat keberhasilannya menjuarai turnamen di Roma, Maria kembali menduduki posisi kedua di peringkat dunia WTA, setelah mengalahkan petenis Romania Simona Halep. Hal tersebut menjamin Sharapova tak akan bertemu dengan musuh abadinya, Serena Williams, hingga laga final Roland Garros. Finalis Roland Garros 1989 Andrei Chesnokov menyebutkan keuntungan dari pencapaian tersebut.

"Sharapova memiliki peluang yang baik untuk menaklukan lapangan tanah. Ia sudah terbentuk dengan sangat baik untuk menghadapi pertandingan di Paris. Itu dibuktikan dengan kemenangan di semifinal Madrid dan kemenangan di Roma. Semua itu akan membuat Maria percaya diri dalam mempertahankan gelarnya. Jika di turnamen Amerika ia terpaksa bermain dengan cedera dan kaki yang diperban, saat tiba di Eropa ia sudah mulai mengembalikan kondisinya. Lihat saja apa ia raih di Brisbane (Maria Sharapova memenangkan turnamen di Brisbane pada Januari lalu -red.) dan selama Australian Open. Fakta bahwa ia mungkin hanya akan berjumpa dengan Serena di final juga memberinya kepercayaan diri secara psikologis. Petenis Amerika itu tak terlalu hebat di lapangan tanah dan mungkin akan keluar dari turnamen di tahap-tahap awal," kata Chesnokov.

Tiga tahun lalu, Sharapova berhasil menduduki posisi puncak dunia setelah ia memenangkan Roland Garros untuk pertama kalinya. Sementara, tahun lalu Maria berhasil memenangkan French Open untuk kedua kalinya. Itu merupakan salah satu turnamen tersulit sepanjang karirnya. Maria harus menutup defisit satu set dalam tiga permainan berturut-turut. Setelah memenangkan gelar Grand Slam-nya yang kelima, Sharapova mengaku, "Jika beberapa tahun lalu saya mengatakan bahwa saya akan meraih lebih banyak kemenangan di Roland Garros daripada pertandingan lain, mungkin saya sedang mabuk."

Belajar Berkonfrontasi dengan Serena

Menurut pelatih tim olimpiade Rusia Vladimir Kamelzon, tahun 2015 mungkin menjadi tahun terbaik dalam karir Sharapova.

"Saya pikir Maria tak akan berhenti dengan satu gelar Grand Slam tahun ini. Dengan melihat performa yang ia tunjukan sekarang, ia bisa diperhitungkan sebagai petenis favorit di hampir semua turnamen utama. Yang penting, ia bisa mempertahankan diri dari cedera, yang sempat menghambatnya di awal tahun ini, dan mulai belajar untuk berkonfrontasi dengan Serena. Di Paris, Masha akan menghadapi ujian yang cukup sulit. Ia harus mempertahankan banyak poin, dan jika ia harus berhadapan dengan Serena, Sharapova harus mampu mengalahkan petenis Amerika itu. Jika tidak, orang-orang akan kembali membicarakan kekurangannya dan status 'nomor duanya' yang abadi. Tentu itu sulit, tapi ia harus menghadapinya," kata Kamelzon pada RBTH.

Kemenangan di Roma membuat Maria menyabet gelar petenis lapangan tanah terbaik untuk ke-11 kalinya, sama seperti Serena Williams dan Gabriela Sabatini. Rekor terbaik diraih oleh Chris Evert (70), dengan Steffi Graf di posisi kedua (32).

Pertandingan utama Rolland Garros dengan iming-iming hadiah sebesar 25 juta euro akan digelar pada 24 Mei-7 Juni mendatang. Bagi Sharapova, penantang tersulit di French Open adalah dua perwakilan lain dari Rusia, yakni Yekaterina Makarova dan Svetlana Kuznetsova.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki