Tiga Tantangan Rusia untuk Gelar Piala Dunia 2018

Kazan Arena, satu dari 12 stadion yang akan digunakan pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Foto: Press Photo

Kazan Arena, satu dari 12 stadion yang akan digunakan pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Foto: Press Photo

Piala Dunia 2014 sebentar lagi berakhir. Rusia sudah mulai mengalihkan perhatian untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2018. Untuk pertama kalinya Rusia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia. RBTH mengidentifikasi tiga tantangan utama yang perlu dicermati Rusia jika hendak menciptakan sebuah pagelaran yang sukses empat tahun mendatang.

Persiapan penyelenggaraan laga sepak bola dunia yang pertama kalinya akan diadakan di Rusia pada 2018 sudah berjalan dengan baik. Namun, ada sejumlah besar pekerjaan yang harus dilakukan. Dua belas stadion di 11 kota tuan rumah tersebar hampir sepanjang 2.500 kilometer dari barat ke timur. Persiapan untuk Piala Dunia akan sama intensifnya dengan persiapan untuk Olimpiade Musim Dingin Sochi kemarin, malah ditambah masalah dalam mengatasi luasnya Rusia yang menakjubkan.

Berikut adalah tiga tantangan besar bagi Rusia untuk persiapan Piala Dunia 2018:

1.  Bergantung pada generasi 1990-an

Rusia tidak dijagokan untuk memenangkan Piala Dunia 2014 di Brasil. Namun, cara tim ini tersingkir—berada di grup yang lemah dan kalah di tiga pertandingan—menimbulkan kekhawatiran bahwa Piala Dunia 2018 bisa jadi kurang menyenangkan bagi penonton tuan rumah. Berlaga di kandang sendiri memiliki keuntungan tertentu, tapi Rusia pasti ingin menghindari pengulangan nasib dua tuan rumah Piala Dunia terakhir—eliminasi tahap grup Afrika Selatan pada 2010 dan rasa malu Brasil minggu ini.

Pemain tim nasional sepak bola Rusia dalam Piala Dunia Brasil 2014. Foto: RIA NovostiPemain tim nasional sepak bola Rusia dalam Piala Dunia Brasil 2014. Foto: RIA Novosti

Banyak anggota tim Rusia saat ini yang mungkin terlalu tua untuk bermain empat tahun lagi. Itu membuat Rusia harus bergantung pada bintang-bintang yang baru muncul. Ada pengatur serangan Alan Dzagoev (24) yang kemungkinan besar akan berada di puncak karirnya pada 2018, gelandang sayap Denis Cheryshev (23) dari Real Madrid, yang sejauh ini sangat menjanjikan, tapi belum benar-benar terbukti, dan (mungkin) bek Amir Natkho (18) yang dikabarkan telah menandatangani kontrak dengan Barcelona.

Pemain-pemain Rusia yang lebih muda besar di tahun 1990-an yang kacau, ketika langkanya makanan-makanan yang bergizi dan infrastruktur sepak bola yang pernah terkemuka di negara itu "membusuk". Nutrisi yang baik dan pembinaan pemuda yang kuat secara luas dilihat sebagai kunci untuk mengembangkan pemain muda, yang berarti keberhasilan 2018 akan menjadi kemenangan Rusia atas sejarahnya sendiri.

2. Membangun infrastruktur di seluruh Rusia

Untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, sebuah negara harus mempersiapkan infrastruktur. Namun, banyak tuan rumah yang menemukan kesulitan menghadapi hal ini. Menjelang Piala Dunia 2014 yang sedang berlangsung ini, Brasil dinilai terburu-buru membangun stadion, jalan, dan meningkatkan kapasitas bandara untuk menghindari rasa malu pada saat turnamen dibuka.

Beberapa konsekuensi dari ketidaksiapan ini dianggap sepele. Penonton basah kuyup di semifinal kedua antara Argentina dan Belanda karena atap stadion tidak selesai pada waktunya. Selain itu, awan gelap menaungi turnamen karena dua orang tewas dalam runtuhnya jembatan jalan raya yang dibangun untuk Piala Dunia.

Rencana-rencana Rusia memang fantastis dan sejauh ini tampaknya sebagian besar berjalan seperti seharusnya. Sebagian besar desain stadion telah mendapat sertifikasi tahun ini dan konstruksi sudah dimulai, tiga stadion sudah selesai karena dibangun untuk acara lain, seperti Stadion Olimpiade Fisht di Sochi. Pertandingan pertama Piala Dunia 2018 akan digelar di Stadion Spartak Moskow (sementara ini dikenal sebagai Otkrytie Arena untuk alasan yang berhubungan dengan sponsor). Stadion ini akan menggelar pertandingan liga pertamanya pada September tahun ini.

Stadion Spartak Moskow. Foto: RIA NovostiStadion Spartak Moskow. Foto: RIA Novosti

Namun, Rusia masih menghadapi beberapa tantangan dalam konstruksi Piala Dunia. Sebagian besar infrastruktur Sochi dibangun tepat waktu, tapi itu semua berada di satu tempat. Pengawasan yang efektif bagi 12 tempat yang tersebar di seluruh Rusia tentu akan lebih sulit.

Isu penting lain ialah membujuk investor swasta untuk mengatur kapasitas hotel yang diperlukan. Hal ini mudah dilakukan di Moskow atau Saint Petersburg, tapi tidak begitu keadaannya di kota tuan rumah provinsial, seperti Samara atau Saransk.

3. Pedukung fanatik

Dukungan bagi negara tuan rumah yang penuh semangat memang sangat penting dalam setiap Piala Dunia, dan pendukung Brasil tidak mengecewakan dalam hal ini. Entah di stadion atau di tempat ‘nonton bareng’ yang besar di Pantai Copacabana, penonton Brasil selalu bergelora dan bising. Geng hooligan yang terkenal di negara itu selama ini tidak terlihat.

Dalam Piala Dunia 2018 kelak, Rusia harus bisa menyamai prestasi itu. Tantangan pertama adalah memastikan cukup banyak penonton menghadiri pertandingan turnamen itu. Membujuk orang datang ke stadion seharusnya tidak sulit, tetapi bagi beberapa tuan rumah, seperti Afrika Selatan pada 2010, menemukan cukup banyak penonton di kalangan penggemar lokal yang bersedia membayar tidaklah mudah. Penggemar Rusia telah mengembangkan kebiasaan menonton pertandingan di televisi dibanding pergi ke stadion. Rata-rata kehadiran penonton untuk pertandingan Liga Premier Rusia adalah sekitar 13.000 penonton, jauh lebih rendah dibanding kebanyakan liga-liga Eropa. Arena baru yang berkilap untuk 2018 akan membantu dan menonton Piala Dunia di negara sendiri mungkin merupakan pengalaman sekali dalam seumur hidup.

Penggemar CSKA Moskow. Foto: ITAR-TASSPenggemar CSKA Moskow. Foto: ITAR-TASS

Namun, penyelenggara turnamen Rusia juga harus waspada. Tantangan yang lebih besar adalah menyingkirkan, atau setidaknya mengendalikan, penggemar dengan kecenderungan rasis atau melakukan kekerasan. Banyak orang terperangah bulan lalu ketika beberapa penggemar Rusia menampilkan simbol nasionalis ekstrem di pertandingan Piala Dunia, dan tidak ada yang mau mengulang hal ini pada 2018. Jelas ada masalah di tingkat klub—juara Rusia CSKA Moscow dikenai dua sanksi Eropa musim lalu akibat perilaku rasis penggemarnya. Nyanyian rasis tidak selalu dianggap serius oleh otoritas sepak bola dan penegak hukum Rusia. Terlebih lagi, kekerasan di stadion Rusia memang cukup sering terjadi.

Sebuah undang-undang baru yang menetapkan hukuman lebih berat untuk kriminalitas yang berhubungan dengan olahraga cukup menjanjikan. Undang-undang ini dapat menjauhkan perusuh dari Piala Dunia, tapi belum diterapkan atau diuji pada skala besar. Namun, tentu tindakan ini tidak akan cukup, yang lebih dbutuhkan adalah pendidikan yang pemahaman yang baik di kalangan penonton.

Artikel Terkait

Karantina Ketat Timnas Rusia di Brasil

Kiprah Bintang Liga Rusia di Piala Dunia 2014

Timnas Rusia Disambut Hangat di Brasil

Ribuan Penggemar Sepak Bola Rusia Terbang ke Brasil

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki