Dengan dua tahun yang tersisa sebelum acara, salah satu Wakil Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyebut persiapan Rio sebagai persiapan terburuk yang pernah ia lihat. Foto: Photoshot/Vostock Photo
Persiapan Piala Dunia 2014 kacau-balau sehingga proyek-proyek beranggaran miliaran dolar tersebut terancam mubazir. Sementara, buruknya persiapan Rio memicu munculnya kabar angin Olimpiade 2016 akan dipindahkan, mungkin ke London atau ke Moskow.
Jalan-jalan di Brasil kini dipenuhi para demonstran yang menentang penyelenggaraan Piala Dunia di negara mereka. Delapan orang pekerja konstruksi telah tewas saat membangun stadion Piala Dunia. Banyak perbaikan infrastruktur yang tak akan selesai sebelum turnamen sepak bola terbesar di dunia tersebut digelar bulan depan. Kini, sudah terlambat untuk menyelamatkan Piala Dunia 2014. Brasil hanya bisa melakukan hal terbaik yang dapat ia kerjakan.
Sementara, Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro juga tak kalah parah. Dua tahun sebelum acara, salah satu Wakil Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyebut persiapan Rio sebagai persiapan terburuk yang pernah ia lihat. Tersiar kabar bersumber dari ‘anggota IOC anonim’ bahwa Olimpiade 2016 akan dipindahkan ke tempat lain, entah ke London, atau mungkin ke Moskow.
IOC secara terbuka menyangkal rumor tersebut, tapi organisasi ini memang tak pernah transparan dalam memberi informasi. Bisa saja komentar anonim anti-Rio ini sengaja dilempar oleh anggota IOC yang tak puas dan melampiaskan rasa frustrasi mereka, atau merupakan peringatan terbuka untuk Brasil agar bergegas dalam melakukan persiapan. Atau, bisa jadi IOC memang hendak melakukan hal tersebut.
Terakhir kali lokasi olimpiade dipindahkan pada 1908. Ketika itu, Gunung Vesuvius memuntahkan abu ke atas Naples, membuat persiapan Olimpiade Roma 1908 menjadi sia-sia belaka. Untungnya, para insinyur London dapat membangun sebuah stadion Olimpiade hanya dalam waktu sepuluh bulan. Olimpiade pun dipindahkan ke London.
Kali ini, akan sedikit lebih mudah bagi London untuk mengajukan diri jika Brasil gagal mencapai standar yang dibutuhkan. London memang perlu melakukan beberapa renovasi tempat pertandingan bekas Olimpiade London 2012, tetapi semua kebutuhan dasar telah ada di sana.
Sementara itu, Rusia baru saja selesai menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin di Sochi dan negara ini sedang melakukan persiapan untuk menggelar Piala Dunia 2018. Sebuah ‘sumber IOC’ yang dikutip kantor berita Rusia R-Sport berpikir Moskow sangat berpotensi menjadi tuan rumah acara olahraga terbesar di dunia tersebut. “Pertanyaannya, sampai taraf mana Moskow bisa mengambil peran ini,” ujar sang sumber.
Tapi, tak perlu berharap banyak, karena Moskow tidak memiliki stadion.
Moskow memang memiliki Arena Luzhniki, stadion yang digunakan pada Olimpiade 1980. Namun saat ini stadion sedang direnovasi untuk keperluan Piala Dunia 2018. Perlu keajaiban untuk menyelesaikan renovasi tersebut dalam waktu dua tahun.
Selain itu, Moskow juga tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menyelenggarakan beberapa cabang kompetisi lain. “Di Moskow, situasinya agak sulit untuk menyelenggarakan kompetisi berlayar, berkuda, balap sepeda, dan menembak,” ujar sumber IOC.
Moskow memang akan kesulitan untuk menyelenggarakan cabang-cabang olahraga tersebut. Moskow terletak sangat jauh dari pantai. Pada Olimpiade 1980, kompetisi berlayar terpaksa diadakan di Tallinn, yang pada waktu itu termasuk kota Soviet namun sekarang telah menjadi ibukota negara Estonia. Untuk menemukan tempat berlayar yang cocok di Rusia, Anda mungkin harus menempuh jarak seribu mil ke arah selatan, yakni di Laut Hitam. Berbagai arena lain dari tahun 1980 telah dihancurkan atau rusak, dengan sedikit renovasi modern.
Tapi, jangan putus asa dulu. Rusia masih bisa menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas suatu hari nanti. Namun, bukan di Moskow, melainkan di Saint Petersburg. Para pejabat Saint Petersburg telah mengendus kemungkinan penawaran untuk menyelenggarakan Olimpiade 2024. Kepala Komite Olimpiade Rusia Alexander Zhukov tahun lalu menyatakan, Saint Petersburg bisa menjadi kandidat kuat untuk menggelar Olimpiade 2024. “Setidaknya kita harus berpikir tentang hal itu,” ujar Zhukov. Tapi sejauh ini pemerintah pusat tak terlalu mendukung hal tersebut.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda