10 Rekomendasi Film Rusia Modern Terbaik tentang Perang Dunia II

Andrei Shalopa, Kim Druzhinin/Panfilov's 28 Men Studio; Gaijin Entertainment Studio, 2016
Para sejarawan dan penonton menyukai film-film ini karena ceritanya yang sesuai dengan sejarah asli, representasi yang akurat dari peristiwa-peristiwa pada masa mengerikan itu — dan tidak ada adegan klise membosankan tentang komisaris jahat atau detasemen kejam bersenjata senapan mesin. 

1. ‘The General’ (1992) 

Film yang pertama kami rekomendasikan bercerita tentang nasib malang jenderal Uni Soviet Alexander Gorbatov hingga bisa menjadi seorang jenderal. Dari seorang tahanan GULAG (singkatan dari Glavnoye Upravlenie Lageryam, markas besar kamp-kamp kerja paksa era Josef Stalin - red.) perjalanan hidup mengubahnya menjadi sosok pemimpin militer terkemuka Tentara Merah. 

Gorbatov dibebaskan dari kamp kerja paksa tak lama sebelum tentara Nazi Jerman menyerang Uni Soviet. Selama perang, dia menerima penghargaan dari Panglima Tertinggi Josef Stalin sebanyak 16 kali, dinobatkan sebagai ‘Pahlawan Uni Soviet’, dan dianugerahi banyak medali. Ia pensiun dari karier tempurnya sebagai Komandan Angkatan Darat ke-3 di daerah Magdeburg, Jerman.

2. ‘Ya, Russkiy Soldat’ (1995) 

Film ini berlatar belakang peristiwa yang terjadi pada 21 Juni 1941. Seorang letnan muda bernama Nikolai Pluzhnikov tiba di kota perbatasan Brest, hanya beberapa jam menjelang invasi tentara Nazi Jerman dimulai.

Film ini diadaptasi dari novel ‘He Was Not on the List’ karya Boris Vasilyev. Para pemeran karakter utamanya adalah orang-orang sungguhan yang terlibat dalam operasi pertahanan Benteng Brest. Mereka melawan musuh bahkan ketika garis depan telah bergeser ratusan kilometer ke arah timur dan tidak ada lagi tempat untuk mengharap bantuan.

3. ‘V avguste 44-go’ (2001) 

Film ini mengambil sudut pandang ketika agen-agen Jerman beroperasi di belakang garis Soviet di Byelorusia (sekarang Belarusia - red.) yang telah dibebaskan. Operasi mereka secara langsung merusak persiapan serangan besar-besaran Soviet di Baltik. Kapten Pavel Alekhin dan pasukannya yang terdiri dari para perwira kontraintelijen SMERSH (organisasi intelijen Tentara Merah era Stalin - red.) diperintahkan untuk melenyapkan ancaman Jerman tersebut sesegera mungkin. 

Film produksi Rusia-Belarusia yang diangkat dari novel ‘The Moment of Truth’ karya Vladimir Bogomolov ini memperoleh ulasan yang baik dari para kritikus dan penonton biasa. Pujian paling berharga atas film itu berasal dari FSB (badan intelijen Rusia - red.), yang mengakuinya sebagai adaptasi paling autentik dari operasi seorang perwira kontraintelijen Soviet. 

4. ‘Kukushka’ (2002) 

Film ini menceritakan tentang peristiwa di Finlandia selama perang pada musim gugur 1944. Penembak jitu (sniper) Finlandia, Veikko, bersama seorang kapten Soviet Kartuzov bertemu dengan seorang perempuan beretnis Sami bernama Anni. Di Sami, mereka harus melupakan sejenak segala hal tentang perang dan belajar untuk berkomunikasi serta memahami satu sama lain. 

Judul film itu memiliki makna ganda. Tentara Soviet menyebut sniper Finlandia sebagai ‘kukushka’, karena mereka percaya bahwa tempat menembak favorit para sniper ini adalah dari pepohonan. Nama pemeran utama wanita juga diterjemahkan sebagai ‘burung kukuk’ dalam Bahasa Sami.

5. ‘Zvezda’ (2002)

Menjelang serangan besar-besaran Uni Soviet, rombongan pengintai Letnan Travkin menyelinap ke belakang garis pertahanan musuh. Komandan muda ini tidak tahu bahwa selain perintah, kepulangannya juga ditunggu-tunggu oleh seorang operator radio perempuan bernama Katya — yang hampir tidak pernah berbicara dengannya. 

Film ‘Zvezda’ memenangkan banyak penghargaan festival film di Amerika Serikat, Prancis, dan Korea Selatan. “Saya percaya bahwa film ini adalah sinema yang sesungguhnya,” kata Menteri Kebudayaan Rusia Mikhail Shvydkoy pada 2002, “film yang sangat manusiawi tentang perang,”.

6. ‘Brestskaya Krepost’ (2010)

Pada 22 Juni 1941, tentara Nazi Jerman menyerbu wilayah Uni Soviet. Yang pertama kali jatuh di bawah serangan Jerman adalah benteng perbatasan Brests — dalam waktu singkat terputus dari pasukan utama. Namun demikian, pasukan Soviet penjaga perbatasan yang terperangkap dan terpencar tidak berpikir untuk menyerah.

Film hasil kolaborasi Rusia-Belarusia ini syuting di daerah Benteng Brests itu sendiri. Dalam proses pembuatan film, selongsong senapan dari perang masih ditemukan di sana dan menurut beberapa laporan, ada kerangka tentara Soviet yang dimakamkan kembali di pemakaman peringatan jasa pahlawan setempat. 

7. ‘Panfilov’s 28’ (2016) 

Film ini mengambil latar belakang peristiwa di Moskow pada November 1941. Saat itu, tentara Nazi bergegas menuju ibu kota — yang mana setelah kekalahan Tentara Merah di wilayah dekatnya, Vyazma, nyaris tidak lagi terlindung. Divisi Senapan ke-316 pimpinan Mayor Jenderal Ivan Panfilov pun maju untuk mengadang musuh.

Pembuatan film tentang prestasi para pembela ibu kota itu dimulai berkat sumbangan ribuan warga sipil, serta bantuan museum yang meminjamkan kostum serta propertinya. Belakangan, pengembang video game ‘War Thunder’, Kementerian Kebudayaan Rusia dan Kazakhstan juga ikut memberikan sumbangan dana untuk syuting. Ada banyak orang Kazakhstan yang selama berperang ditugaskan di Divisi Senapan ke-316. 

8. ‘Voyna Anny’ (2018)

Film ini bercerita tentang Anna, seorang gadis keturunan Yahudi berusia enam tahun, yang menjadi sebatang kara imbas perang. Keluarganya ditembak mati oleh tentara Nazi dan hanya dengan keajaiban dia bisa melarikan diri. Anna bersembunyi di perapian yang tak berfungsi lagi di sebuah kantor komandan Jerman dan memanjat keluar hanya saat malam hari. 

Film ‘Voyna Anny’ diadaptasi dari kisah nyata seorang bocah berusia 12 tahun bernama Ada yang berasal dari sebuah kota kecil di Poltava. Dia bersembunyi di perapian itu selama dua tahun dan baru mengungkapkan keberadaannya kepada orang-orang pada 1943, ketika dia mendengar pidato dalam Bahasa Rusia di kantor komandan Jerman. 

9. ‘Convoy 48 - The War Train’ (2019) 

Film ini berlatarbelakang peristiwa pada awal 1943, ketika pasukan Soviet berhasil menembus blokade Jerman di Leningrad. Di suatu koridor sempit — yang menghubungkan kota dengan ‘daratan’, pembangunan rel kereta api dimulai. Kereta api pengangkut pasokan makanan untuk penduduk Leningrad yang kelaparan direncanakan akan menggunakan jalur tersebut. Jalur kereta api ke Leningrad dibangun hanya dalam waktu 17 hari dan dijuluki sebagai ‘Jalan Kemenangan’. 

Namun, dikarenakan rute logistik penting ini berada dalam pengawasan penuh tentara Jerman dan menjadi sasaran serangan artileri maupun udara — banyak orang menjulukinya dengan nama lain yang lebih menyeramkan, yaitu ‘Koridor Kematian’. 

10. ‘Podolskie kursanty’ (2020) 

Pada Oktober 1941, pasukan Jerman Wehrmacht terus bergerak maju menuju Moskow. Tiga setengah ribu taruna sekolah infanteri dan artileri Podolsk berusaha menahan musuh hingga pasukan cadangan tiba di ibu kota. Para taruna yang mempertaruhkan nyawanya ini seharusnya menjadi perwira, tetapi, dalam kondisi kritis semacam itu, mereka harus bertempur layaknya tentara biasa. 

Syuting film ‘Poldolskie kursanty’ berlangsung di lokasi pertempuran asli, Wilayah Kaluga. Dengan penanganan khusus, sungai, jembatan, rumah-rumah, area berbenteng, seragam, dan senjata tentara digambarkan ulang di sini berdasarkan arsip-arsip sejarah yang masih ada. 

Para sejarawan militer memberikan pujian tinggi untuk film tersebut. “Apa yang ditunjukkan disajikan dengan sangat baik,” kata Alexei Isaev.”Secara keseluruhan, film ini berjalan dengan baik… Sinema Rusia modern telah mengambil langkah besar ke depan!” demikian disanjungnya.

Bingung di mana bisa menonton film-film Rusia secara online dan gratis? Simaklah lebih lanjut di sini!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki